Wajib hukumnya konsisten update konten jika Anda ingin mendapatkan perhatian dari pengguna.
Salah satu cara yang dapat Anda lakukan adalah dengan content repurposing, kenapa?
Ya, alasan sederhana, produksi konten dengan jumlah yang banyak dan konsisten butuh tenaga dan uang yang tidak sedikit.
Oleh karena itu, value dari setiap konten Anda sangatlah mahal.
Untungnya, ada solusi baru yang bisa membuatnya jadi terasa mudah dan, tentu saja, murah.
Cara ini bisa membantu Anda untuk menghemat waktu, tenaga sekaligus biaya yang harus Anda keluarkan demi membuat sebuah konten.
Menariknya, Anda masih bisa mempertahankan engagement dengan audiens ketika menggunakan langkah ini.
Jadi, tanpa berpanjang-panjang, kami akan menjelaskan secara lengkap tentang:
- Apa itu content repurposing?
- Manfaat content repurposing
- Cara menerapkan content repurposing
- Tips content repurposing
Mulai dari sini!
Daftar Isi Artikel
ToggleApa itu Content Repurposing?
Content repurposing adalah usaha daur ulang konten lama menjadi konten baru dalam format berbeda.
Jika Anda bekerja dalam pemasaran produk, Anda mungkin mengenal beberapa brand yang melakukan repackaging produknya demi menjangkau pasar yang lebih luas.
Content repurposing bekerja dengan tujuan yang sama.
Perbedaannya hanya terletak pada produknya.
Dalam hal ini, yang kita repackage bukan produk susu seperti Greenfield melainkan konten yang sudah kita miliki sendiri.
Tujuannya apa? Ya, utamanya adalah agar konten ini bertahan lebih lama dan menjangkau lebih banyak orang.
4 Manfaat Content Repurposing
Sampai sini, mungkin Anda bertanya-tanya, bagaimana content repurposing bisa meningkatkan strategi digital marketing Anda.
1. Repurposing Konten Membantu Anda Mendistribusikan-nya
Ketika Anda (misalnya) mengubah postingan blog menjadi konten YouTube, Anda sebenarnya menambah jangkauan konten Anda.
Terlebih lagi, video YouTube memang punya jangkauan yang berbeda dari blog post.
Hanya dengan sekadar mengubahnya, Anda tidak cuma menambah jangkauan tetapi mempromosikan konten pada audiens baru secara bersamaan.
2. Membantu Anda Meningkatkan Brand Awareness Tanpa Ribet
Repurposing konten menuntut Anda untuk mempublikasikan konten-konten terbaik lewat kanal yang berbeda-beda.
Tentu saja, tindakan ini akan berdampak pada awareness dari brand Anda.
Lebih daripada itu, Anda bahkan tidak perlu membuat konten baru.
Yang perlu Anda lakukan hanyalah mengubah konten lama menjadi baru.
Mudah bukan?
3. Menyesuaikan Konten dengan Audiens
Tidak semua orang menyukai konten berbasis tulisan.
Namun, tidak semuanya lalu tertarik dengan konten video.
Daripada memilih salah satu jenis audiens, bukankah Anda bisa mendapatkan lebih banyak audiens dengan mengubah format konten Anda?
Dengan demikian, Anda bisa membuat konten yang memuaskan semua pihak.
4. Optimasi Search Engine
Jangan salah! Punya berbagai konten dalam satu keyword bisa bikin Anda mendapatkan peringkat yang lebih baik di search engine.
Sedikit tips, Anda bahkan bisa menambah value untuk search engine ketika menambahkan link website Anda pada konten hasil repurposing.
Lalu, bagaimana cara menerapkan content repurposing? Baca terus artikel ini karena kami akan menjelaskannya secara lengkap!
Cara Mulai Melakukan Content Repurposing
Pertama-tama, Anda harus menemukan konten yang tepat. Caranya?
1. Mencari Konten Populer
Cobalah memeriksa koleksi konten lama Anda.
Dari semua konten yang pernah Anda buat, biasanya ada beberapa konten yang memiliki performa lebih baik dari yang lainnya.
Konten seperti ini tentu saja harus masuk ke dalam daftar konten yang harus diubah formatnya.
Anda bisa mencari konten populer dengan cara:
- Mengecek Google Analytic untuk mengetahui sepuluh konten paling populer dalam situs Anda.
- Menggunakan Buzzsumo untuk mengidentifikasi keyword populer dari beberapa konten yang sudah Anda miliki.
2. Konten Relevan yang Berkualitas
Selain, konten yang punya performa baik, Anda juga harus mencari konten-konten lama yang berkualitas.
Konten-konten seperti ini akan mendapatkan jangkauan yang lebih baik lagi setelah kita menerapkan content repurposing.
Terlebih lagi, salah satu manfaat terpenting content repurposing adalah mendistribusikan konten.
3. Keyword Research
Lakukan keyword research sesuai dengan kanal yang Anda tuju.
Misalnya saja, Anda ingin mengubah konten blog menjadi video YouTube.
Untuk melakukan ini secara efisien, Anda harus mencari keyword yang sesuai dengan niche Anda di YouTube.
5 Ide Content Repurposing yang Bisa Anda Terapkan
Nah, setelah membuat daftar konten yang potensial, maka yang perlu Anda lakukan selanjutnya adalah mulai mengubah format konten Anda.
1. Ubah Konten Blog Jadi Video (atau sebaliknya)
Sebuah konten blog yang menarik bisa jadi lebih optimal lagi setelah berubah menjadi konten video.
Tentu saja, ini juga berlaku sebaliknya.
Jika Anda memiliki konten berbentuk video, Anda juga bisa mengubahnya menjadi konten tulisan.
Keduanya bisa saling mendukung karena Anda tentu saja bisa embedding video di postingan blog maupun menempatkan link artikel di postingan video.
2. Ubah Konten Blog Jadi Konten Media Sosial
Ambil heading dari postingan original Anda.
Kemudian berikan konteks atau cerita yang relevan untuk setiap heading dan bagikan ke media sosial.
Bentuk-bentuk kontennya bisa berbeda-beda, ya:
- Twitter: Anda bisa mengubah konten blog jadi thread.
- Instagram: Anda bisa mengubah konten blog menjadi carousel ataupun infographic.
- TikTok: Anda bisa mengubah konten blog menjadi video pendek berdurasi kurang dari semenit.
- Quora: Anda bisa mengubah konten blog menjadi jawaban atas pertanyaan audiens.
Tentu saja, Anda tidak boleh sekadar copy paste.
Anda juga harus meringkas dan memadatkan konten sehingga sesuai dengan media sosial yang Anda tuju.
Selain media sosial yang sudah kami sebutkan di atas, LinkedIn juga bisa menjadi pilihan yang oke, terutama ketika produk Anda B2B.
Untuk LinkedIn, sebaiknya Anda tidak hanya meringkas konten tetapi mengambil salah satu poin utama dari konten kemudian mengembangkannya.
Dengan demikian, Anda bisa mendapatkan 3-5 konten hanya dari satu postingan blog.
3. Ubah Konten Blog Jadi Ebook atau PDF
Dengan mengubah postingan blog jadi PDF, Anda bisa menambah email list karena ebook selalu bisa dijadikan lead.
Caranya mudah:
- Kumpulkan beberapa blog post yang membahas topik senada.
- Selanjutnya, sesuaikan gaya bahasanya dan urutkan semua subheading sehingga berkesinambungan.
- Letakkan hasilnya dalam sebuah pdf. Anda juga bisa menyediakan format .epub sebagai opsi untuk audiens.
- Minta audiens mengisi data terlebih dahulu sebelum memperbolehkan mereka mengunduh ebook.
Dengan demikian, Anda mendapatkan daftar email yang dapat Anda pergunakan untuk keperluan promosi.
4. Potong-potong Konten Video Anda!
Punya konten video dengan panjang lebih dari 10 menit?
Anda bisa memotong-motongnya menjadi sebuah konten pendek yang efektif meningkatkan engagement.
Video pendek tersebut bisa Anda tayangkan lewat:
- TikTok
- Instagram Reels
- YouTube Short
Sedikit tips untuk repurposing konten video:
- Anda bisa bikin teaser yang mengarahkan audiens ke video versi panjang.
- Memotong bagian tips saja.
- Menambahkan konteks atau update terbaru terkait dengan topik dalam konten video.
- Menyampaikan kesimpulan penting dari video yang lebih panjang.
Ini semua bisa diringkas jadi sebuah konten pendek dengan durasi 90 detik saja.
Dengan demikian, Anda bisa menjangkau audiens baru, mempromosikan video sekaligus mendapatkan engagement.
5. Ubah Konten Blog Jadi Guest Post
Cara yang terakhir cocok untuk long-form content.
Anda tentu punya banyak konten yang berisi lebih dari 2000 kata.
Konten blog seperti ini biasanya memuat banyak subheading yang sebenarnya bisa berdiri sendiri.
Jadi, kenapa tidak mengubahnya menjadi konten guest post sekalian?
Dengan demikian, Anda bisa mendapatkan:
- Tambahan eksposur
- Referral traffic
- Backlink ke situs Anda sendiri
Cara yang ini jelas akan menghemat tenaga Anda.
Terlebih lagi, Anda hanya perlu melakukan riset sekali saja tetapi berpotensi mendapatkan puluhan konten sekaligus.
Anda bisa menggunakan sebuah teknik bernama splintering untuk mengembangkan konten seperti ini.
Simak cara menggunakan teknik splintering di sini:
- Pertama-tama, siapkan konten long-form (lebih dari 2000 kata). Usahakan konten ini ditulis secara mendetail dengan banyak subheading.
- Selanjutnya, bagi konten Anda menjadi beberapa konten yang lebih mini. Konten dengan jumlah kata yang lebih sedikit inilah yang kita sebut dengan istilah splinter.
- Anda bahkan bisa menambahkan lebih banyak perspektif dalam splinter. Misalnya, subheading “ide content repurposing” bisa diubah menjadi “ide content repurposing untuk blogger”, “ide content repurposing untuk vlogger”, dan seterusnya.
- Setelah Anda mendapatkan puluhan konten splinter, Anda bisa mulai mengirimkannya ke media/situs lain sebagai guest post.
Mudah bukan?
11 Tips Repurposing Konten Sendiri
Sampai sini, Anda mungkin sudah bisa menyimpulkan bahwa content repurposing memang sangat efektif untuk perjalanan marketing Anda.
Namun, Anda juga harus memikirkan strategi terbaik agar konten dalam format baru bisa menghasilkan tambahan value yang relevan.
Berikut ini 11 tips yang bisa langsung Anda terapkan!
- Pastikan konten yang Anda pilih bukan konten yang cepat basi. Cari yang tahan lama dan relevan setiap saat.
- Google Analytic bisa memberikan insight terkait konten yang populer di mata audiens. Repurposing konten populer biasanya mendatangkan lebih banyak crowd.
- Mulailah repurposing dari konten long-form karena Anda bisa mendapatkan banyak konten dari sini.
- Interview dengan ahli bisa jadi bahan konten terbaik karena Anda bisa memisahkannya menjadi beberapa kutipan maupun meringkasnya jadi konten edukasi.
- Kreativitas tetap penting. Jangan hanya copy paste tetapi sesuaikan konten dengan kebutuhan audiens di setiap platform.
- Gunakan platform yang berbeda. Ini membantu Anda menjangkau lebih banyak audiens.
- Bikin konten jadi unik dan relevan dengan menambahkan bahasa komunikatif untuk mendapatkan engagement.
- Anda bisa menulis konten yang sama dengan cara berbeda. Jadi, Anda tidak perlu meriset dari awal lagi saat membuat konten di platform yang berbeda.
- Perhatikan requirement dan algoritma setiap platform saat mengubah bentuk konten karena berpengaruh pada efektivitas konten.
- 69% digital marketer memilih mengubah kontennya menjadi infografis karena ini adalah bentuk konten yang paling memiliki value di mata audiens.
- Jika yang Anda cari adalah engagement dan promosi maka ubah konten Anda menjadi video pendek.
Dengan mengikuti tips di atas, Anda dapat memastikan bahwa content repurposing memberikan value yang lebih banyak bagi audiens Anda.