✔ 8 Perbedaan Content Writer vs Copywriter

Content writer dan copywriter terlihat sama, tapi sebenarnya berbeda. Apa saja perbedaannya?

Di dunia content writing, Anda mungkin pernah mendengar istilah content writer vs copywriter. Keduanya sama-sama bekerja dengan kata, tapi punya spesialisasi yang berbeda.

Jika Anda ingin menjadi penulis profesional, tapi bingung yang mana, maka pahami  perbedaan kedua profesi tersebut.

Artikel ini akan membedah 8 perbedaan copywriter dan content writer, dilihat dari berbagai aspek.

Tugas dan Tanggung Jawab

Sebelum membedakan antara 2 profesi tersebut, ada pentingnya untuk memahami 2 bidang ini: content writing vs copywriting.

Content writing adalah proses menulis konten yang menarik dan informatif untuk berbagai platform digital dengan tujuan memberikan edukasi dan informasi.

Sementara itu, copywriting adalah proses menulis teks persuasif yang mengajak pembaca untuk melakukan suatu tindakan tertentu. Dengan kata lain, tujuannya adalah membujuk.

Dari sini, kita tahu bahwa perbedaan content writer dan copywriter yang utama terletak pada tugasnya.

“Content writer ngapain aja?”

Content writer adalah orang yang bertugas menulis konten untuk diupload di berbagai platform digital. Sedangkan copywriter adalah orang yang bertugas menulis copy atau tulisan yang membujuk pembacanya untuk bertindak.

Misi

Melalui artikelnya, content writer memiliki misi untuk meningkatkan otoritas brand, mendatangkan trafik, dan membangun hubungan jangka panjang dengan audiens. Dia harus mampu membuat audiens terhibur, tercerahkan, atau keduanya.

Di sisi lain, misi copywriter yaitu mendapatkan konversi. Entah itu dalam bentuk pembelian langsung, pendaftaran acara, atau mengisi formulir tertentu.

Perbedaan tugas dan tujuan content writer vs copywriter

Target Audiens

Pembaca content writing yaitu orang-orang yang memang sedang mencari dan membutuhkan informasi tertentu. Karena itu, content writer sangat penting untuk memiliki setidaknya pengetahuan SEO dasar.

Di sisi lain, target audiens copywriting bisa orang yang sebelumnya tidak tahu apa-apa, bisa juga sebelumnya sudah mengenal dan punya minat pada produk atau layanan tertentu.

Makanya itu, bagi copywriter, penting untuk memahami psikologi audiens dan di tahapan funnel yang mana audiens tersebut.

Gaya Penulisan

Baik content writer maupun copywriter dapat menggunakan gaya bahasa yang formal maupun informal, tergantung target audiens.

Namun, karena tujuannya berbeda, otomatis content writer dan copywriter mengeksekusi tugasnya dengan gaya penulisan yang berbeda.

Content writer cenderung menulis dengan gaya informatif, edukatif, dan obyektif. Gayanya seperti seorang guru atau teman yang mencoba menjelaskan sesuatu dengan cara yang mudah dipahami.

Sementara itu, gaya penulisan copywriter lebih persuasif, kreatif, dan efektif. Adakalanya bahkan tidak menghiraukan grammar dan tanda baca.

Masih ingat tagline Iphone 14 yang hanya menggunakan 2 kata: Kuning. Keren.

Tidak ada aturannya kan, itu?

perbedaan gaya penulisan content writer vs copywriter

Teknik Penulisan

Dalam copywriting, terdapat banyak teknik penulisan atau framework yang biasa digunakan oleh penulis, contohnya seperti:

  • formula copywriting: PAS (Problem, Agitate Solution), AIDA (Attention, Interest, Desire, Action), SSS (Star, Story, Solution), dan lainnya.
  • social proof
  • kata-kata yang kuat (powerful words): gratis, terobosan baru, terbaik, diskon, bonus, instan, dan lain-lain.

Tujuannya agar calon pelanggan semakin yakin dan termotivasi melakukan pembelian.

Content writer juga sama, punya teknik penulisan dan framework tersendiri dalam menulis, contohnya seperti:

  • listicle: format daftar yang mempermudah pembaca untuk mencerna
  • storytelling: teknik cerita agar konten lebih menarik dan pesan mudah tersampaikan
  • studi kasus: analisis mendalam yang berguna menunjukka pengalaman dan keahlian (experience and expertise)

Skill yang Dibutuhkan

Karena perbedaan gaya penulisan di atas, skill set yang harus dimiliki oleh content writer dan copywriter agak berbeda.

Kedua profesi penulis ini sama-sama harus memiliki kemampuan riset dan reasoning yang kuat. Selain itu, masing-masing juga perlu memperkuat keterampilan khusus.

Skill content writer, secara khusus, harus menguasai:

  • riset (relevansi, akurasi, analisis data, presentasi informasi yang mudah dipahami).
  • menulis (grammar dan ejaan yang baik, SEO, menulis dalam berbagai format seperti blog, social media post, white paper)

Adapun skill copywriter tak kalah rumit, yaitu:

  • menulis persuasi (gaya persuasif dan menarik; format: iklan, landing page, email; teknik copywriting)
  • psikologi konsumen (persona, motivasi, dan perilaku konsumen)
  • branding (paham membangun branding sesuai brand identity).

Selain itu, kedua profesi penulis ini perlu memiliki keterampilan standar penulis profesional. Contoh seperti: mampu memahami audiens, bekerja dengan deadline, dan berkomunikasi dengan baik.

perbedaan skill set content writer vs copywriter

Output

Hasil karya seorang content writer biasanya berupa artikel, entah berupa listicle, panduan, studi kasus, dan sebagainya. Nantinya, artikel tersebut bisa terbit dalam bentuk blog, e-book, pdf, atau lainnya.

Contoh content writing di antaranya artikel berjudul:

  • Tips Menulis Paragraf Pertama yang Menyihir Pembaca
  • Apa itu Thin Content dan Bahayanya untuk SEO

Di sisi lain, copywriter menghasilkan karya berupa tagline, iklan, email marketing, dan landing page. Contoh copywriting di antaranya:

  • Tagline: Nike, Just Do It
  • Skrip iklan Facebook Ads
  • Halaman penjualan

Penggunaan Konten dalam Strategi Pemasaran

Dengan gaya penulisan seperti di atas, artikel dari content writer lebih cocok untuk branding dan building rapport. 

Contohnya untuk membangun kehadiran merek, meningkatkan kesadaran merek, dan memberikan informasi pada audiens tentang topik tertentu.

Di sisi lain, ruang lingkup copywriter lebih luas. 

Bukan hanya fokus kepada konversi seperti penjualan produk, pendaftaran layanan, atau tindakan lain dari audiens saja. Copywriter juga sering terlibat dalam pengenalan brand/produk baru.

Contoh copywriting yang digunakan oleh Spotify saat memperkenalkan produk Spotify Premium.

Contoh Copywriting Spotify Premium

Meski demikian, tidak menutup kemungkin content writer jugabisa bekerja pada bagian funnel bawah (BoFu), contohnya untuk pembuatan e-book yang juga bisa berisikan CTA.

Indikator Keberhasilan

Sebagai pekerja profesional, content writer dan copywriter juga harus memiliki indikator untuk mengukur kinerja atau KPI (Key Performance Indicators).

Karena tugas dan tujuan keduanya yang berbeda, KPI-nya pun berbeda.

Indikator kinerja untuk content writer mengacu pada matriks brand awareness dan engagement. Di antaranya berupa: trafik website, unique views, jangkauan, brand recall, brand mention, brand search, engagement (like, comments, shares).

Di sisi lain, indikator keberhasilan copywriter mengarah pada matriks konversi. Contoh seperti: leads, konversi, dan ROI.

Perbedaan KPI content writer vs copywriter

Jenis dan Kategori

Dilihat dari sisi pengkategorian, copywriter bisa masuk ke dalam salah satu spesialisasi dari content writer. Sama-sama menulis untuk brand, tapi jenis dan tujuan tulisan berbeda.

Jadi, berdasarkan spesialisasinya, jenis-jenis content writer juga dapat dibedakan menjadi:

Jenis-Jenis Content Writer
  1. Copywriter: penulis yang spesialisasinya pada teks promosi: iklan, tagline, landing page, email marketing
  2. SEO writer: fokus menghasilkan artikel yang mampu merangking di mesin pencari
  3. News writer: spesialisasi membuat konten berita, feature, dan press release yang terbit di media
  4. Technical writer: membuat dokumentasi teknis sehingga lebih mudah untuk diikuti petunjuknya oleh pengguna, seperti manual guide dan tutorial produk. 
  5. Social media writer: membuat caption dan postingan yang menarik dan berpotensi viral
  6. Creative writer: fokus pada penulisan kreatif seperti skenario, skrip video, dan semacamnya.
  7. Generalist: tipe ini tidak fokus pada penulisan jenis konten tertentu.

Dari sini terlihat alasan kenapa banyak yang suka tertukar antara content writer dan copywriter. Karena memang mirip-mirip.

Rangkuman

Perbedaan content writer vs copywriter bisa Anda lihat di tabel berikut:

AspekContent WriterCopywriter
Tugas dan tanggung jawabMenulis konten untuk platform digitalMenulis teks persuasi
MisiMenghibur atau mencerahkanMembujuk untuk bertindak
Target audiensOrang yang butuh informasi tertentuPengguna produk/layanan tertentu
GayaInformatifPersuasif
Skill SetRiset, SEORiset, teknik copywriting
OutputArtikel blog dan ebookTagline, iklan, landing page
Peran Strategi PemasaranBranding, building rapportKonversi
KPIBranding, EngagementLeads, Konversi, ROI
GayaInformatifPersuasif
KategoriPunya banyak spesialisasiSalah satu spesialisasi dari content writer

Setelah memahami perbedaan content writer vs copywriter, tak perlu bingung lagi untuk memilih yang mana. Apakah Anda tertarik pada dunia content writing atau copywriting?

Yang manapun, jika Anda ingin berkarir jadi penulis freelance, mari bergabung dengan Saungwriter. Ada banyak keuntungan sebagai penulis pemula yang bisa Anda dapatkan.

Jika Anda membutuhkan jasa penulisan, hubungi kami untuk mendapatkan layanan artikel SEO, konten branding, atau konten menarik lainnya dari para penulis terbaik kami.

Terimakasih sudah membaca konten kami

Saungwriter adalah agency jasa penulisan artikel untuk konten website sekaligus menyediakan layanan SEO expert untuk pengembangan bisnis di dunia Digital. Hubungi kami untuk konsultasi layanan di 0813-3283-8649

Artikel Lainnya