✔ Data Driven Storytelling: Cara Membuat Cerita dari Data

Data driven storytelling akan membantu Anda mewujudkan tujuan bisnis dengan mudah. Ini cara melakukannya.

Data driven storytelling adalah metode untuk menyusun cerita yang menarik dan membangkitkan hasrat dari data-data teknis.

Pelaku bisnis perlu memahami cara mengubah data menjadi cerita yang menarik untuk mengajak calon pelanggan melakukan pembelian.

Para leader perusahaan besar Amerika, 93% percaya cerita yang mampu menggugah emosi dan didukung dengan data yang valid akan menjadi senjata pemasaran yang efektif. [1]

Artikel ini akan memberikan Anda tips membuat cerita yang powerful dari data untuk mencapai tujuan bisnis Anda.

Pahami Audiens Anda

Memahami siapa yang akan membaca atau melihat cerita Anda memungkinkan Anda menyesuaikan pesan, bahasa, dan visualisasi sehingga lebih relevan dan efektif.

Misal Anda mempresentasikan produk teknologi pada 2 pihak berbeda: investor dan pengguna. keduanya memiliki karakteristik yang berbeda.

tabel contoh perbandingan audiens untuk data driven storytelling

Dengan perbedaan tersebut, narasi untuk keduanya juga pasti berbeda.

Narasi untuk investor mungkin akan seperti ini:

“Sejak peluncurannya pada Q1 tahun ini, produk kami telah mencatat peningkatan penjualan sebesar 35% setiap kuartal. Grafik berikut menunjukkan tren pertumbuhan yang berkelanjutan, mendukung proyeksi kami untuk mencapai pendapatan tahunan sebesar $10 juta.”

Sementara itu, narasi untuk pengguna akan seperti ini:

“Dalam enam bulan terakhir, 90% pengguna melaporkan peningkatan produktivitas setelah menggunakan produk kami. Lihat grafik di bawah ini untuk mengetahui bagaimana produk kami membantu mereka menghemat waktu dan meningkatkan efisiensi kerja.”

Karena itu, sebelum memulai cerita, pastikan Anda memahami persona audiens Anda.

Mulai dengan Pertanyaan Kunci

Pertanyaan kunci membantu memfokuskan analisis data Anda. Ini memastikan bahwa cerita yang Anda bangun menjawab masalah atau kebutuhan tertentu dari audiens.

Contoh: Misalkan Anda adalah seorang analis data di sebuah perusahaan e-commerce yang ingin meningkatkan omset berdasarkan perilaku konsumen.

Pertanyaan kunci:

  1. Bagaimana pola pembelian konsumen selama 12 bulan terakhir.
  2. Apa yang menyebabkan penurunan atau peningkatan penjualan selama periode tertentu?

Maka, analisisnya akan seperti berikut.

Contoh Analisis dan Narasi Berdasarkan Pertanyaan Kunci

Maka dari itu, pastikan Anda mengajukan pertanyaan kunci yang benar dan sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda.

Gunakan Data yang Kredibel dan Relevan

Kredibel merujuk pada trustability dari pihak yang mengeluarkan data. Sedangkan relevan merujuk pada kesesuaian data dengan konteks yang jadi pembahasan dalam pertanyaan kunci di atas.

Contoh: 

Untuk menjawab “Produk apa yang paling laris setiap bulan?”, maka sumber paling kredibel yaitu berasal dari data internal.

Untuk mengetahui preferensi belanja pelanggan, maka sumber yang kredibel berasal dari hasil survey pelanggan.

Narasi dan analisis untuk kedua pertanyaan tersebut kira-kira seperti ini.

Contoh Analisis dan Narasi Berdasarkan Sumber Data

Buat Narasi yang Jelas dan Mengalir

Membuat narasi yang jelas dan mengalir adalah kunci untuk menyampaikan data dengan cara yang menarik dan mudah dipahami. Narasi yang baik membantu audiens mengikuti alur cerita dan memahami pesan yang ingin disampaikan.

Narasi dalam data driven storytelling, umumnya mengikuti alur berikut:

  1. Latar belakang,
  2. Identifikasi masalah,
  3. Analisis data,
  4. Solusi praktis.

Agar lebih mudah dipahami, cermati contoh berikut.

Seorang manajer HR ingin mengurangi tingkat turnover karyawan. Ia menggunakan data untuk mengidentifikasi penyebab utama dan mengembangkan strategi yang efektif.

Alur storytelling-nya akan seperti ini.

Contoh Penyusunan Narasi Storytelling yang Mengalir

Visualisasikan Data dengan Efektif

Visualisasi data yang efektif membantu mengubah data yang kompleks menjadi informasi yang mudah dipahami dan menarik bagi audiens. 

Dengan menggunakan grafik dan diagram yang tepat, Anda dapat menyampaikan pesan dengan lebih jelas dan meyakinkan.

Contoh penggunaan diagram:

  • garis: untuk menunjukkan tren,
  • batang: untuk data murni dan perbandingan,
  • lingkaran/donat: untuk proporsi atau persentase.

Gunakan warna dan label yang informatif, tapi, hindari elemen dekoratif yang tidak perlu dalam presentasi bisnis.

Untuk poin-poin penting, Anda dapat memberikan highlight seperti warna yang kontras, teks tebal, atau ukuran font  yang lebih besar.

Contoh seperti diagram berikut ini.

persentase antusiasme konten video

Gunakan Metafora dan Analogi

Metafora dan analogi dapat membantu audiens memahami konsep yang kompleks dengan menghubungkannya ke sesuatu yang lebih familiar dan sederhana.

Ini membantu menyegarkan pikiran sehingga lebih mudah diterima.

Contoh: Anda ingin menjelaskan pentingnya keamanan jaringan kepada pelanggan eksekutif yang mungkin tidak punya latar teknis.

Maka, Anda bisa menggunakan metafora dan analogi seperti menyamakan server dengan kastil atau rumah yang perlu dilindungi dari serangan luar.

Narasi dan visualisasinya mungkin akan seperti ini.

Narasi dan visualisasi sistem keamanan jaringan

Gugah Emosi dengan Penokohan

Cerita yang emosional dapat membuat data menjadi lebih menarik dan menggerakkan audiens untuk bertindak. 

Menghubungkan data dengan emosi manusia membantu audiens merasakan dampak nyata dari informasi yang disampaikan. Ini menciptakan hubungan yang lebih dalam dengan pesan yang ingin disampaikan.

Untuk memanfaatkan hal ini, Anda bisa melakukannya secara mudah dengan menggunakan penokohan.

Contoh:

Anda manajer pemasaran di perusahaan layanan kesehatan digital ingin menjelaskan dampak positif dari platform mereka kepada calon pelanggan dan investor untuk mendapatkan dukungan lebih lanjut.

Ia dapat membangun narasi seperti berikut.

Contoh Penyusunan Narasi yang Menggugah Emosi

Tutup dengan Call to Action

Cerita Anda bisa sangat menarik dan menggugah emosi, tapi kalau tidak ada ajakan untuk bertindak, audiens bisa menunda dan akhirnya terlupa.

Karena itu, pastikan untuk memberikan panggilan untuk bertindak (call to action) di akhir cerita Anda.

Contoh, untuk manajer pemasaran layanan kesehatan digital di atas, Anda bisa menambahkan call to action sebagai berikut:

“Melihat Lisa yang kini lebih sehat dan merasa lebih aman, kita bisa merasakan bagaimana layanan kesehatan digital kami benar-benar membawa perubahan nyata. 

Data menunjukkan bahwa banyak orang mengalami kesulitan serupa dalam mengakses perawatan medis yang mereka butuhkan. 

Dengan solusi kami, mereka bisa mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan tanpa mengorbankan waktu dan kenyamanan. 

Mari kita berinvestasi dalam teknologi kesehatan yang memberdayakan dan memberikan dampak positif nyata bagi kehidupan banyak orang.”

Setelah memahami tips membuat data driven storytelling di atas, saatnya menerapkannya dalam bidang bisnis Anda.

Jika Anda membutuhkan bantuan untuk penulisan storytelling berbasis data, percayakan pada Saungwriter untuk mendapatkan hasil yang terbaik bagi bisnis Anda.

Terimakasih sudah membaca konten kami

Saungwriter adalah agency jasa penulisan artikel untuk konten website sekaligus menyediakan layanan SEO expert untuk pengembangan bisnis di dunia Digital. Hubungi kami untuk konsultasi layanan di 0813-3283-8649

Artikel Lainnya