Lima menit lalu, Anda membuka Google. Entah iseng atau serius, Anda kemudian mengetikkan keyword “cara menulis konten website yang menarik” (atau yang sejenisnya) ke dalam kolom pencarian.
Dan Anda pun menemukan panduan menulis konten website satu ini. Apakah ini kebetulan? Tentu saja tidak.
Hari ini mungkin hari terbaik buat Anda belajar menulis konten website dengan serius.
Melalui panduan ini, kami akan mengantarkan Anda untuk:
- Belajar menulis konten dari nol
- Menentukan niche yang tepat, menarik, dan bermanfaat
- Memilih tools untuk menulis konten
- Mengoptimasi konten agar bisa menjangkau audience seluas-luasnya
Sudah siap?
Daftar Isi Artikel
ToggleKenapa Konten Website Itu Penting?
Per detik artikel ini ditulis, sudah ada 1,8 milyar website yang terindeks di Google.
Sebagian besar website ini digunakan untuk keperluan bisnis dan publikasi berita, sementara sebagian lagi adalah untuk penggunaan pribadi.
Saat kita memutuskan membuat website, kita bertanggung jawab menyediakan konten-konten ke dalamnya, entah untuk tujuan pribadi maupun komersial.
Apa pun tujuannya, content is king. Konten adalah rajanya, yang paling utama.
Tapi sepenting apakah konten website itu? Mengapa kita perlu membuat konten website yang menarik sekaligus berkualitas?
Ini jawabannya.
1. Sarana Promosi Produk/Bakat
Ibaratkan tubuh, konten website adalah nutrisi untuk domain website yang baru kita beli.
Bagi bisnis, konten website adalah sarana berkomunikasi dengan konsumen, promosi produk, sampai closing penjualan.
Sementara bagi pribadi, konten website adalah sarana menunjukkan kapasitas diri, mempromosikan kemampuan pada klien agar tertarik menggunakan jasa kita.
Apalagi di zaman freelance seperti sekarang, setiap freelancer yang ingin dapat bid dari klien wajib punya jejak digital yang mumpuni, salah satunya dengan menggunakan website.
Tanpa konten, domain website yang kita beli tidak berguna. Dan tanpa konten yang menarik, website kita akan kalah saing dengan kompetitor di niche yang sama.
2. Alat Ampuh Untuk Mencari Traffic
Traffic yang dimaksud disini adalah aliran pengunjung yang masuk ke website kita dengan tujuan tertentu.
Dalam dunia bisnis, ada tiga jenis traffic, yaitu:
- Paid traffic (traffic yang datang melalui iklan digital)
- Organic traffic (traffic asli yang didapat tanpa biaya)
- Owned traffic (traffic tetap yang berhasil kita rekap kontaknya)
Sampai hari ini, website masih menjadi alat ampuh untuk mencari traffic.
Akan tetapi tanpa konten yang menarik dan berkualitas, website akan gagal generate traffic sesuai dengan apa yang kita mau.
3. Ladang Rezeki Dari Adsense
Pernah dengar ada website yang meraup ratusan juta hanya karena Google Adsense? Nah, hal ini hanya akan jadi mimpi jika Anda tidak membuat konten-konten menarik dan berkualitas ke dalam website.
Pendaftaran Adsense membutuhkan proses review yang panjang. Sebelum menerima uang dari banner Adsense, Google perlu menilai apakah website Anda layak dipasangi Adsense.
Selain itu, Google juga akan menilai apakah konten-konten Anda berpotensi menghasilkan click ke banner iklan.
Semakin menarik dan berkualitas konten yang Anda buat, Google akan semakin percaya dengan authority website Anda.
4. Media Branding Jangka Panjang
Jika website yang Anda buat bukan website berita, Anda punya peluang besar membuat konten website yang evergreen, tak lekang waktu.
Konten website evergreen hanya perlu dibuat sekali, tanpa banyak update. Konten-konten semacam ini bisa Anda manfaatkan untuk media branding produk/diri dalam jangka panjang.
Misalnya Anda menjual produk diet herbal di website. Konten-konten evergreen yang bisa Anda buat misalnya tips diet, resep diet, tanaman-tanaman herbal untuk diet, dll.
Jujur, jenis konten website evergreen adalah yang paling mudah dibuat, karena info di dalamnya cenderung tidak berubah-ubah.
Akan tetapi jika Anda ingin membuat konten evergreen yang bisa rank #1 Google, sebaiknya buat konten evergreen yang menarik, rapi, dan selengkap mungkin.
Syarat Konten Website Disebut Menarik Dan Berkualitas
Cara menulis konten website yang menarik memang mudah.
Tapi…
Konten website yang baik bukan hanya menarik pembaca, melainkan juga menambah pengetahuan bagi pembaca tersebut.
Kenapa kedua hal ini perlu berdampingan? Faktanya, ada banyak tulisan di internet yang judul menarik. Akan tetapi saat dibuka, isi tulisan tersebut ternyata tidak sesuai ekspektasi.
Pembaca pun terjebak clickbait. Title-nya memang menarik, tapi isinya mengecewakan.
Jadi bagaimana cara membuat konten blog menarik dan berkualitas? Apa saja syaratnya? Ini penjelasan lengkapnya.
1. Punya Headline Yang Kuat
Bapak Copywriting David Ogilvy pernah bilang kalau judul tulisan (headline) lima kali lebih penting daripada isinya.
Jika headline yang Anda tulis kurang “mengena”, maka semakin sedikit orang mau membaca tulisan setelahnya.
Sebaliknya jika headline-nya bagus, orang akan langsung tertarik untuk klik. Setelah itu baru mereka memutuskan akan meneruskan membaca konten atau tidak.
Supaya paham mana headline yang bagus, coba perhatikan dua headline berikut: 1. Search Engine Optimization: Optimasi Algoritma Google On-Page Off-Page Dengan Content Writing 2. Cara Menulis Konten Website Yang SEO Friendly 3. Panduan Menulis Konten Website Untuk Tembus Algoritma Google
Tiga headline di atas sebenarnya membahas hal yang sama, yaitu cara menulis konten yang bisa rank #1 di Google. Akan tetapi headline pertama bikin pusing, sehingga bisa-bisa pembaca kabur sebelum klik.
Jadi intinya, headline adalah langkah pertama. Saat menulis konten website, sisakan waktu sejenak untuk membuat headline dan kalimat pertamanya.
2. Menyediakan Informasi Yang Dicari
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, sebisa mungkin hindari menulis konten dengan clickbait yang menipu.
Percuma jika headline yang kita buat bagus, tapi konten di dalamnya tidak sesuai janji kita di headline.
Jika ingin membuat konten panduan, seriuslah dalam membuatnya. Jika ingin membuat konten berita, pastikan informasi yang ditulis dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Google tahu lho cara membedakan website yang benar-benar informatif dan yang asal tulis.
Menurut Google, semakin tinggi bounce rate website kita, semakin rendah pula kebermanfaatan website kita bagi pembaca. Semakin sedikit pembacanya, semakin jeblok pula ranking konten kita di Google.
3. Enak Dibaca
Pernah dengar istilah “readability”?
Dalam dunia penulisan konten, readability diartikan sebagai tingkat kemudahan konten kita dibaca.
Supaya paham maksudnya readability, coba perhatikan dua bacaan berikut ini:
Tulisan #1
Saat ini, semua bisnis membutuhkan digital marketing. Keberadaan digital marketing mempermudah bisnis untuk berekspansi hingga ke luar daerah, bahkan ke luar negeri. Tanpa digital marketing, bisnis tidak akan mampu bersaing untuk memenangkan konsumen. Oleh karena itu, siapa pun yang ingin sukses berbisnis di masa sekarang harus menguasai digital marketing. Digital marketing ada banyak cabangnya, mulai dari SEO, social media marketing, viral marketing, advertising, big data, data analytics, sampai data engineering. Untuk menguasai digital marketing, seseorang harus memiliki kemampuan strategi marketing, membaca data, dan mengambil keputusan berdasarkan hasil analisa data. Maka dari itu, wajar jika digital marketing disebut sebagai gabungan ilmu sains dan marketing. Orang yang berkecimpung di dunia digital marketing nalar dan kepekaan sosialnya harus kuat, dan dua kemampuan ini tidak harus didapat di bangku kuliah.
Tulisan #2
Saat ini, semua bisnis membutuhkan digital marketing. Keberadaan digital marketing mempermudah bisnis untuk berekspansi hingga ke luar daerah, bahkan ke luar negeri. Tanpa digital marketing, bisnis tidak akan mampu bersaing untuk memenangkan konsumen. Oleh karena itu, siapa pun yang ingin sukses berbisnis di masa sekarang harus menguasai digital marketing. Digital marketing ada banyak cabangnya, mulai dari: 1. SEO 2. social media marketing 3. viral marketing 4. Advertising 5. big data, analytics, dan engineering. Untuk menguasai digital marketing, seseorang harus memiliki kemampuan strategi marketing, membaca data, dan mengambil keputusan berdasarkan hasil analisa data. Maka dari itu, wajar jika digital marketing disebut sebagai gabungan ilmu sains dan marketing. Orang yang berkecimpung di dunia digital marketing nalar dan kepekaan sosialnya harus kuat, dan dua kemampuan ini tidak harus didapat di bangku kuliah.
Dua bacaan tersebut pada intinya memiliki konten yang sama. Akan tetapi mana yang lebih enak dibaca?
Bacaan yang kedua, bukan?
Kenapa? Karena:
- Tulisannya tidak menumpuk di satu paragraf, tapi dibagi-bagi menjadi empat paragraf.
- Adanya penggunaan poin-poin untuk menyebut beberapa hal yang jenisnya sama.
“Lah, bukannya dalam Bahasa Indonesia satu paragraf TIDAK BOLEH hanya berisi satu kalimat?”
Nah, ini agak dilematis.
Salah satu tujuan penulisan konten website adalah membuat pembaca sebetah mungkin memandangi layar HP/komputer untuk membaca tulisan kita.
Apabila kita memaksa menulis satu paragraf dengan beberapa ide sekaligus (seperti saat menulis buku), pembaca akan cepat lelah.
Akhirnya, mereka pun akan mencari tulisan lain dengan tatanan yang lebih simpel dan enak dilihat.
4. Perpaduan Banyak Jenis Media (Tulisan, Gambar, Video, dll)
Supaya pembaca makin betah menikmati tulisan Anda, jangan lupa sisipkan media seperti gambar, infografis, video, dan semacamnya.
Selain untuk menghindari kebosanan, penambahan media selain tulisan akan memperpanjang waktu pembaca ada di halaman website kita.
Semakin panjang session time pembaca di website, semakin bagus pula konten kita di mata Google. Kesempatan tulisan kita menempati halaman satu Google pun akan makin besar.
5. Menulis Seperti Bicara (Storytelling)
Sebagai penulis konten website, ada satu prinsip yang wajib Anda ingat:
Anda menulis untuk pembaca, bukan untuk Google.
Oleh karena itu, jangan menggunakan bahasa yang kaku, yang terlalu terpaku dengan SEO, sampai lupa kalau Anda menulis untuk manusia, bukan untuk robot.
Menulislah seperti Anda sedang bercerita pada pembaca. Bayangkan Anda sedang duduk berdua dengan mereka. Buat tulisan Anda mengalir senatural mungkin seperti saat Anda bicara.
6. Punya UI/UX Yang User-Friendly
Syarat terakhir konten website yang menarik dan berkualitas adalah UI/UX yang user-friendly.
Selain headline dan bobot tulisan, Anda juga perlu memperhatikan tampilan halaman dan kemudahan mengakses website bagi pengguna.
Beberapa hal yang termasuk dalam UI/UX di website di antaranya:
- Tema, tampilan, dan warna halaman website
- Kerangka tulisan (judul, heading, sub-heading, dst)
- Font yang digunakan
- Mobile-responsive
- Page load speed (kecepatan loading website)
Cara Menulis Konten Website Yang Menarik Dan Berkualitas
Setelah membaca syarat-syarat barusan, apakah Anda sudah siap menulis konten?
Atau sudah pusing duluan gara-gara kepikiran dengan konsepnya?
Hehehe…jangan pusing dulu ya, karena sekarang kita akan mulai bahas cara menulis konten website yang menarik dan berkualitas secara teknis.
Sambil baca, silakan buat coret-coretan di buku catatan, siapa tahu setelah baca panduan ini Anda bisa langsung menulis konten baru.
Menentukan Jenis Konten Website Untuk Ditulis
Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah cari tahu jenis konten yang perlu ditulis. Supaya lebih mudah, coba jawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Di website apa saya akan menulis? 2. Apa jenis tulisan yang cocok untuk website tersebut? 3. Apa tujuan saya membuat konten tulis (branding, leads, soft-selling, atau apa)? 4. Siapa kompetitor website saya? Bagaimana gaya tulisan mereka? 5. Pembaca seperti apa yang jadi target tulisan saya?
Anda tidak perlu menulis ini dengan lengkap dan detail, cukup buat coret-coretan intinya.
Di bawah ini adalah contoh coret-coretan ide yang saya buat.
Website: OptimasiSEO.com, website jasa optimasi SEO On-Page dan Off-Page Jenis Tulisan: 1) Tips 2) Panduan 3) Pillar Content Tujuan Konten: 1) Informatif 2) Leads Conversion Kompetitor: Backlinko, Neilpatel, Hubspot Target Pembaca: Orang/instansi yang ingin menaikkan ranking website di Google
Riset Topik Konten Dan Keyword
Setelah tahu jenis konten website yang ingin Anda tulis, langkah berikutnya yang perlu dilakukan adalah riset topik dan keyword.
Ada dua hal yang perlu Anda perhatikan sebelum riset topik dan keyword, yaitu:
- Seberapa banyak topik konten yang bisa dikaitkan dengan niche website?
- Keyword apa saja yang ingin ditarget?
Misalnya untuk website OptimasiSEO.com, jenis-jenis konten yang cocok dengan niche adalah sebagai berikut:
- Search Engine Optimization (SEO)
- SEO On-Page dan Off-Page
- Tips Riset Keyword
- Content Marketing
- Mempelajari User Intent
- Dll
Untuk riset keyword, ada dua alur yang bisa saya tawarkan, yaitu 1) berdasarkan topik, dan/atau 2) berdasarkan pillar content.
Riset keyword berdasarkan topik jauh lebih bebas dan luas bahasannya. Kita bisa bebas menulis dengan keyword yang kita mau. Contoh website yang menerapkan strategi ini misalnya website Hubspot.
Hubspot menulis konten website dengan bebas, sesuai keyword pilihan mereka, dengan berbagai topik dalam satu niche.
Sementara itu ada pula website seperti Backlinko, yang menggunakan teknik riset keyword berdasarkan pillar content.
Teknik riset keyword berdasarkan pillar content alurnya begini:
1. Pertama-tama, kita pilih satu niche besar yang ingin ditulis, dan riset keyword-nya. Misalnya Backlinko ini menyerang keyword “SEO in 202`1”.
2. Setelah itu, Backlinko membuat satu konten pilar (konten yang panjang dan benar-benar lengkap), dengan beberapa materi sekaligus. Dalam contoh artikelnya berikut ini, satu pillar content Backlinko mencakup 10 topik sekaligus.
3. Setelah ditentukan topik apa saja yang akan dimuat dalam satu konten pilar, Backlinko riset keyword untuk topik-topik tersebut.
Keuntungan Riset Keyword Ala Hubspot dan Backlinko
Keuntungan riset keyword ala Hubspot adalah kita tidak terikat untuk melengkapi bahasan satu niche dalam satu waktu. Misalnya hari ini kita menulis tentang SEO On Page, besok kita bisa menulis tentang Tips optimasi Tiktok.
Akan tetapi melakukan riset keyword ala Backlinko juga bagus untuk jangka panjang. Kita tidak perlu menyerang terlalu banyak niche, cukup pilih satu niche saja dan dibuatkan artikelnya. Setelah itu kita tinggal mengembangkan bahasan dalam artikel tersebut sampai sangat lengkap.
Riset keyword ala Hubspot akan memudahkan kita saat mengincar ranking di banyak keyword, tapi belum tentu ranking #1. Sementara riset ala Backlinko akan menguatkan potensi kita ranking #1, tapi di beberapa niche saja.
Saya sih, kalau bisa dilakukan dua-duanya, kenapa tidak?
Mempelajari Search Intent
Sebelum Anda menemukan artikel ini, apa yang Anda ketikkan di Google?
“Panduan menulis konten website”? “Cara menulis konten website”? Atau apa?
Saya yakin, keyword yang Anda tulis tidak akan sama dengan ratusan ribu orang lain yang klik ke tulisan ini juga.
Saat membuka Google untuk mencari informasi, setiap orang punya cara yang berbeda-beda.
Kalau tidak percaya, silakan coba buka browser Anda lagi, ketik keyword pertama yang muncul di pikiran Anda (saya mencoba pakai keyword “tips diet”), dan akan muncul seperti ini:
Saat mengetik satu keyword, Google langsung punya 10-15 alternatif keyword yang disarankan ke kita. Informasi tentang alternatif keyword ini Google dapat dari seluruh orang di dunia yang mencari informasi sama/mirip dengan kita.
Inilah yang dinamakan “search intent”, alternatif-alternatif keyword yang diketikkan pengguna Google saat mencari suatu informasi.
Nah, kalau kita bisa “menerawang” search intent orang sebanyak mungkin, kita bisa memasukkan keyword yang lebih beragam ke dalam konten.
Tulisan kita pun jadi semakin informatif. Pembaca pun betah baca tulisan kita, tidak perlu mencari website lain karena website kita sudah menyediakan semua info yang mereka butuhkan.
Membuat Kerangka Tulisan (Heading – Sub heading)
Setelah menentukan jenis konten yang ingin ditulis, riset keyword, memahami search intent target pembaca, selanjutnya kita akan membuat kerangka tulisan terlebih dulu.
Proses membuat kerangka tulisan ini tidak lama kok, cukup 5 – 15 menit saja. Supaya mudah, kerangka tulisan ini dibagi berdasarkan ide-ide pokok yang ingin Anda bahas dalam satu artikel.
Misalkan Anda ingin membuat artikel berjudul “Panduan Membuka Bisnis Online Di Tengah Pandemi”, Anda bisa menyusun kerangkanya seperti ini:
Keuntungan Membuka Bisnis Online Di Tengah Pandemi 1. Sebagai Tambahan Penghasilan 2. Membantu Orang Membeli Barang Dari Rumah 3. Tidak Perlu Mengeluarkan Banyak Modal 4. Produk Dibuat Saat Dipesan, Tidak Harus Stok 5. Media Promosi Banyak dan Gratis Alternatif Bisnis Online Di Tengah Pandemi Yang Bisa Dilakukan 1. Bisnis Katering Online 2. Menjadi Reseller Produk 3. Bermitra dengan PPOB 4. Menjadi Content Creator 5. Menjual Karya Di Forum Online 6. Menjadi Freelancer (Pekerja Lepas) Media Promosi Gratis Untuk Bisnis Online Di Tengah Pandemi 1. Media Sosial (FB, Instagram, Twitter, dll) 2. Media UGC (Youtube, Tiktok, dll) 3. Grup dan Status Whatsapp 4. Situs-Situs Freelance
Akan tetapi supaya lebih enak dibaca, ide-ide pokok di atas harus dirapikan berdasarkan golongannya. Anda bisa menggunakan fitur heading-subheading untuk melakukan ini.
Supaya memudahkan setting heading – subheading, Anda bisa mengaktifkannya di tools yang Anda gunakan untuk menulis, seperti:
- Microsoft Word
- Google Docs
- Situs-situs upload tulisan (WordPress, Blogspot, dll)
Proses Produksi Tulisan (Writing, Proofreading, Editing)
Bagaimana? Apakah kerangka tulisan Anda sudah siap?
Kalau sudah siap, selamat! Itu artinya Anda sudah bisa mulai menulis dari sekarang.
Selanjutnya Anda tinggal menulis sebaik mungkin untuk pembaca. Kalau Anda menulis dengan tujuan SEO, jangan lupa terapkan teknik-teknik SEO seperti yang tadi sudah disebutkan.
Setelah usai menulis, jangan lupa lakukan proofreading. Baca ulang tulisan yang sudah jadi dan pastikan tulisan itu selesai sesuai harapan Anda.
Selain itu saat proofreading, jangan lupa kroscek lagi apa tulisan Anda sudah cocok dengan target pembaca. Kalau belum, silakan “dipercantik” lagi tulisannya. Inilah yang dinamakan proses editing.
Setelah proses writing, proofreading, dan editing selesai, Anda bisa langsung posting artikel ke website.
***
Menyenangkan, bukan? Cara menulis konten website yang menarik dan berkualitas memang panjang, butuh proses.
Akan tetapi dengan ketelatenan dan niat tulus memberi tambahan ilmu, konten website kita pasti akan sesuai dengan yang kita mau.
Dan tentunya sesuai dengan yang pembaca mau.
Sekian panduan menulis konten dari kami, apabila ada pertanyaan silakan drop di kolom komentar di bawah ya.
Semoga bermanfaat!
Embed infografis di website Anda dengan menggunakan link dibawah:
<a href="https://saungwriter.com/menulis-konten-website/" target="_blank"><img src="https://saungwriter.com/wp-content/uploads/2021/04/panduan-cara-menulis-konten-website-menarik-dan-berkualitas-scaled-saungwriter.jpg"></a>