✔ Apa itu Thin Content dan Bahayanya untuk SEO

Thin content bukan sekadar artikel pendek. Pahami apa itu dan bahayanya untuk SEO

Pelaku SEO perlu memahami apa itu thin content. Pasalnya, thin content atau konten tipis dalam SEO sering dianggap sebagai konten  yang memiliki jumlah kata terlalu sedikit. Padahal tidak selalu demikian.

Thin content adalah konten berkualitas rendah karena tidak memiliki cukup nilai atau manfaat yang relevan bagi pengguna. Jenis konten seperti ini berbahaya untuk SEO karena berbagai efek yang ditimbulkan.

Artikel ini akan membedah tentang jenis thin content, ciri, cara mengidentifikasi, dan cara memperbaikinya.

Bahaya Thin Content untuk SEO

Dari sudut pandang SEO untuk bisnis, thin content dapat menyebabkan hal yang tidak menyenangkan seperti ini:

Dampak negatif thin content
  1. Pengalaman Pengguna yang Buruk. Konten tipis memberikan pengalaman yang buruk bagi pengguna. Mereka bisa merasa frustasi, tidak puas, dan meninggalkan website Anda.
  2. Kehilangan Kepercayaan Pengguna. Pengguna yang menemukan thin content di website Anda mungkin akan kehilangan trust pada website Anda dan menganggapnya sebagai sumber informasi yang tidak kredibel.
  3. Penurunan Peringkat SEO. Google dapat memberikan penalti website Anda karena thin content. Ini dapat menurunkan peringkat website Anda di SERP (Search Engine Result Page) yang otomatis menghilangkan trafik potensial.

Karena itu, Anda perlu benar-benar memperhatikan hal ini jika ingin menerapkan strategi SEO untuk bisnis Anda.

Jenis dan Ciri Thin Content

Ada beberapa jenis thin content yang perlu Anda ketahui. Berikut keterangan dan ciri masing-masing jenis tersebut.

Konten yang Terlalu Pendek

Google memang mengutarakan bahwa konten berkualitas bukan soal panjang pendek. Tapi, konten yang terlalu pendek berisiko tidak memberikan informasi yang cukup tentang topik yang sedang pengguna cari.

Yoast  berpendapat minimal jumlah kata dalam sebuah artikel SEO yaitu 300 kata. Sementara Rank Math menunjuk angka 600 kata.

minimal jumlah kata berdasarkan yoast

Google (John Mueller) sendiri menyatakan jumlah kata bukan merupakan sebuah faktor peringkat. Tapi, jumlah kata yang cukup akan memberikan lebih banyak informasi bagi mesin pencari untuk memahami tentang halaman Anda.

Konten Duplikasi

Konten duplikasi yaitu konten yang mengulangi konten lain yang sudah ada di internet. Ini terutama, tapi tidak terbatas pada, artikel hasil copy-paste alias hasil plagiasi.

Untuk artikel seperti ini, Google akan menempatkannya di bagian yang tidak perlu pengguna lihat. Karena itu, peringkat SEO-nya pasti rendah.

sandbox google untuk konten plagiat atau duplikat

Selain itu, Anda juga perlu memperhatikan konten dengan bahasan yang mirip-mirip di website Anda sendiri.

Misal, website Anda memiliki konten yang membahas tips agar puasa tidak lemas. Kemudian, ada konten lain dengan topik tips mencegah tubuh lemas saat berpuasa.

Karena topiknya mirip, isinya akan mirip. Dalam kasus ini, biasanya hanya satu artikel yang akan berperforma baik di mesin pencari.

Konten yang Tidak Informatif

Anda bisa saja menulis konten yang panjang hingga 1.000 kata dan tanpa plagiasi. Tapi, kalau kontennya tidak informatif, tetap termasuk konten tipis.

Penyebab tidak informatif tersebut bisa jadi karena:

  1. pembahasan tidak mendalam,
  2. tidak relevan/bagian yang relevan hanya sedikit. Banyak tambahan sub topik yang tidak berhubungan dengan topik utama
  3. banyak typo (salah ketik) dan tata bahasa yang tidak tepat,
  4. terlalu banyak menyisipkan keyword (keyword stuffing) sehingga cenderung berulang-ulang dan tidak enak dibaca
  5. terlalu banyak iklan sehingga menutupi bagian yang dapat terbaca.
Contoh thin content Keyword Stuffing dan Revisinya

Nomor 5 memang bukan salah di konten, tapi cara presentasinya membuat audiens tidak dapat menikmati konten dan meningkatkan bounce rate.

Doorway Pages

Doorway pages adalah halaman yang sengaja dibuat untuk memanipulasi hasil pencarian. Tekniknya bisa dengan cloaking, hidden text, duplikasi, atau thin content lainnya.

Contoh sederhana: misal Anda memiliki website yang menjual produk elektronik seperti TV digital. Lalu, Anda ingin menarik trafik dari orang yang mencari TV digital murah di kota-kota besar (Jakarta, Surabaya, Bandung). 

Untuk itu, Anda membuat 3 halaman yang hampir identik (copy-paste), dengan mengganti hanya nama kotanya. Masing-masing menargetkan keyword:

  • tv digital murah di jakarta
  • tv digital murah di surabaya
  • tv digital murah di bandung.

Ketiga halaman tersebut mengarahkan pada halaman pembelian TV digital yang Anda miliki. Praktik tersebut termasuk doorway pages menggunakan duplicate content

Halaman Affiliate

Affiliate adalah cara lama dalam marketing online yang ampuh dalam meningkatkan penjualan. Tapi, halaman affiliate dapat termasuk sebagai konten tipis jika tidak memberikan nilai tambah apapun.

Contoh: Anda membuat sebuah halaman affiliate dari produk elektronik rumah tangga di Shopee atau Lazada.

Halaman tersebut hanya menampilkan gambar, deskripsi produk dan fitur, persis seperti pada halaman produk marketplace tersebut. Maka, ini tergolong konten tipis.

Untuk membuatnya menjadi helpful content, Anda bisa menambahkan ulasan mendalam, panduan penggunaan, masalah dan problem solving, perbandingan dengan merek lain, dan seterusnya.

Cara Mengidentifikasi Thin Content

Untuk mengetahui apakan halaman website Anda termasuk mengandung konten tipis, bisa dengan melakukan hal berikut.

Baca dan Cermati

Kebanyakan konten tipis seperti ini bisa Anda identifikasi dengan hanya membaca dan memperhatikan halaman tersebut.

Konten dengan kualitas rendah seperti: terlalu sedikit, typo, tata bahasa berantakan, pembahasan dangkal dan keyword stuffing, biasanya bisa terlihat langsung isinya.

Hal ini dapat terjadi jika Anda mengalih dayakan pembuatan konten pada penulis luar yang kurang kompeten. Kalau Anda mempercayakan penulisan konten pada Saungwriter, yang seperti ini tidak akan terjadi.

Lakukan SEO Audit

Jika website Anda sudah memiliki konten yang sangat banyak, lebih cepat dengan melakukan audit menggunakan tools seperti SEMRUSH, Ahrefs, atau minimal Google Search Console.

Masalah terkait konten yang sering muncul biasanya berupa duplikasi konten, kanibalisasi keyword, internal link, title tag, dan deskripsi meta. Lainnya merupakan hal teknis seperti performa, crawlability, markup, dan sebagainya.

Cara Memperbaiki Thin Content

Setelah mengidentifikasi apakah suatu halaman termasuk thin content, Anda dapat melakukan hal berikut:

Menambah dan Memperkaya Isi Konten

Konten yang terlalu pendek, maka perlu Anda tambahkan isinya dengan menambahkan sub topik yang masih terkait dan relevan.

Untuk melakukannya, Anda bisa menggunakan tools Answer the Public. Contoh: jika topik halaman website Anda terkait makanan anjing, maka bisa menambahkan sub topik:

  • makanan anjing poodle
  • makanan anjing golden retriever
  • makanan anjing husky.
cara memperbaiki thin content dengan menambahkan sub topik yang relevan

Memperbaiki Kesalahan

Kesalahan seperti typo, tata bahasa, dan keyword stuffing, perlu Anda perbaiki secara manual.

Typo dan tata bahasa merupakan hal dasar dalam penulisan, sehingga Anda tidak seharusnya mengalaminya. Gunakan jasa penulisan berkualitas seperti Saungwriter untuk memastikan konten Anda terhindar dari kesalahan dasar seperti itu.

Selanjutnya, irrelevansi dan keyword stuffing bisa terjadi jika Anda atau penulis Anda tidak akrab dengan penulisan SEO. Solusinya, gunakan jasa artikel SEO berkualitas seperti Saungwriter.

Menghapus Halaman

Untuk masalah duplikasi, bisa Anda lakukan dengan menghapus konten tersebut. Penghapusan juga bisa Anda lakukan jika sebuah konten, ternyata baru disadari, tidak terlalu penting atau tidak relevan dengan bisnis Anda.

Redirect Halaman

Redirect berarti mengarahkan halaman tersebut ke halaman baru. Jadi, trafik yang harusnya ke halaman tersebut akan diteruskan ke halaman lain yang Anda tentukan.

Ini lebih  menguntungkan, terutama jika halaman sebelumnya sudah memiliki trafik dan backlink. Jadi, baik trafik maupun authority dari halaman tersebut akan diwarisi oleh halaman tujuan.

Menggabungkan Konten

Cara ini ideal untuk Anda yang memiliki 2 halaman dengan isi konten yang mirip-mirip.

cara memperbaiki thin content dengan kombinasi

Misal halaman 1 tentang “Apakah anjing boleh makan sayur?” dan halaman 2 tentang “Apakah anjing boleh makan nasi?”.

Anda bisa menggabungkannya jadi “Makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan oleh anjing”. Bisa buat halaman baru atau salah satu halaman yang sudah ada, selanjutnya di-redirect ke halaman tersebut.

Setelah memahami apa itu thin content, cara mengidentifikasi dan memperbaikinya, tinggal merawat jangan sampai terjadi lagi. Anda bisa memanfaatkan Saungwriter untuk penulisan konten berkualitas tinggi untuk mengisi website Anda sehingga tidak lagi memiliki masalah konten tipis ini.

Terimakasih sudah membaca konten kami

Saungwriter adalah agency jasa penulisan artikel untuk konten website sekaligus menyediakan layanan SEO expert untuk pengembangan bisnis di dunia Digital. Hubungi kami untuk konsultasi layanan di 0813-3283-8649

Artikel Lainnya