Content writer vs copywriter. Sama-sama penulis, tapi punya perbedaan yang signifikan.
Jika Anda ingin menjadi penulis profesional, tapi bingung yang mana, maka pahami perbedaan kedua profesi tersebut berikut ini.
Rangkuman perbedaan content writer vs copywriter bisa Anda lihat di tabel berikut.
Aspek | Content Writer | Copywriter |
Tugas dan tujuan | Edukasi | Persuasi, Konversi |
Gaya | Informatif | Persuasif |
Skill Set | Riset, SEO | Riset, teknik copywriting |
Peran Strategi Pemasaran | Branding, building rapport | Konversi |
KPI | Branding, Engagement | Leads, Konversi, ROI |
Daftar Isi Artikel
ToggleTugas dan Tujuan
Content writer adalah penulis yang bertugas menulis konten/artikel. Apakah itu bentuknya artikel blog, postingan media sosial, e-book, atau white paper.
Tujuan artikel tersebut yaitu untuk mengedukasi, menghibur, hingga membangun hubungan dengan pembaca.
Di sisi lain, copywriter adalah penulis yang bertugas menulis copy, yaitu teks yang tujuan penulisannya untuk persuasi. Bentuknya dapat berupa iklan, landing page, brosur penjualan, hingga email.
Kalau ditelisik lebih jauh, tujuan content writer yaitu membuat audiens terhibur dan tercerahkan. Adapun copywriter, tujuannya mengarahkan audiens untuk melakukan tindakan, terutama pembelian.
Gaya Penulisan
Baik content writer maupun copywriter dapat menggunakan gaya bahasa yang formal maupun informal, tergantung target audiens.
Namun, karena tujuannya berbeda, otomatis content writer dan copywriter mengeksekusi tugasnya dengan gaya penulisan yang berbeda.
Content writer cenderung menulis dengan gaya informatif, edukatif, dan obyektif. Gayanya seperti seorang guru atau teman yang mencoba menjelaskan sesuatu dengan cara yang mudah dipahami.
Sementara itu, gaya penulisan copywriter lebih persuasif, kreatif, dan efektif. Adakalanya bahkan tidak menghiraukan grammar dan tanda baca.
Masih ingat tagline Iphone 14 yang hanya menggunakan 2 kata: Kuning. Keren.
Selain itu, copy menggunakan teknik copywriting yang sudah teruji, seperti:
- formula copywriting: PAS (Problem, Agitate Solution), AIDA (Attention, Interest, Desire, Action), SSS (Star, Story, Solution), dan lainnya.
- kata-kata yang kuat (powerful words): gratis, terobosan baru, terbaik, diskon, bonus, instan, dan lain-lain.
Skill Set
Karena perbedaan gaya penulisan di atas, skill set yang harus dimiliki oleh content writer dan copywriter agak berbeda.
Kedua profesi penulis ini sama-sama harus memiliki kemampuan riset dan reasoning yang kuat. Selain itu, masing-masing juga perlu memperkuat keterampilan khusus.
Content writer membutuhkan skill berikut:
- riset (relevansi, akurasi, analisis data, presentasi informasi yang mudah dipahami).
- menulis (grammar dan ejaan yang baik, SEO, menulis dalam berbagai format seperti blog, social media post, white paper)
Adapun copywriter, wajib memiliki skill berikut:
- menulis (gaya persuasif dan menarik; format: iklan, landing page, email; teknik copywriting)
- psikologi konsumen (persona, motivasi, dan perilaku konsumen)
- branding (paham membangun branding sesuai brand identity).
Selain itu, kedua profesi penulis ini perlu memiliki keterampilan standar penulis profesional. Contoh seperti: mampu memahami audiens, bekerja dengan deadline, dan berkomunikasi dengan baik.
Penggunaan Konten dalam Strategi Pemasaran
Dengan gaya penulisan seperti di atas, artikel dari content writer lebih cocok untuk branding dan building rapport.
Contohnya untuk membangun kehadiran merek, meningkatkan kesadaran merek, dan memberikan informasi pada audiens tentang topik tertentu.
Di sisi lain, ruang lingkup copywriter lebih luas.
Bukan hanya fokus kepada konversi seperti penjualan produk, pendaftaran layanan, atau tindakan lain dari audiens saja. Copywriter juga sering terlibat dalam pengenalan brand/produk baru.
Contoh copywriting yang digunakan oleh Spotify saat memperkenalkan produk Spotify Premium.
Meski demikian, tidak menutup kemungkin content writer jugabisa bekerja pada bagian funnel bawah (BoFu), contohnya untuk pembuatan e-book yang juga bisa berisikan CTA.
Indikator Keberhasilan
Sebagai pekerja profesional, content writer dan copywriter juga harus memiliki indikator untuk mengukur kinerja atau KPI (Key Performance Indicators).
Karena tugas dan tujuan keduanya yang berbeda, KPI-nya pun berbeda.
Indikator kinerja untuk content writer mengacu pada matriks brand awareness dan engagement. Di antaranya berupa: trafik website, unique views, jangkauan, brand recall, brand mention, brand search, engagement (like, comments, shares).
Di sisi lain, indikator keberhasilan copywriter mengarah pada matriks konversi. Contoh seperti: leads, konversi, dan ROI.
Setelah memahami perbedaan content writer vs copywriter, tak perlu bingung lagi untuk mempekerjakan yang mana, sesuai kebutuhan Anda.
Percayakan kebutuhan konten dan copy Anda pada Saungwriter.