Sebelum masuk ke apa itu topical authority, mungkin Anda bertanya-tanya, bisakah mendapatkan ranking di halaman 1 Google tanpa backlink?
Jawabannya adalah ya.
Sebagai contoh, lihat hasil SERP untuk keyword “skincare pria” yang memiliki sekitar 2.500 pencarian per bulan.
Ternyata, ranking 1 Google untuk keyword tersebut tidak memiliki backlink sama sekali.
Kok bisa? Karena ada lebih dari 200 ranking factors yang Google gunakan untuk menempatkan sebuah halaman website di page 1.
Salah satunya, yang akan kita diskusikan di sini, adalah topical authority.
Di postingan ini, Anda akan mendapatkan informasi lengkap tentang:
- apa itu topical authority?
- bagaimana cara membangun topical authority untuk website Anda?
- contoh penerapan topical authority.
Mari kita bahas.
Daftar Isi Artikel
TogglePengertian Topical Authority?
Topical Authority adalah term yang menunjukkan tentang seberapa “pakar” website Anda dipersepsikan di suatu niche atau bidang.
Contoh: Anda mengelola sebuah website tentang skin care atau perawatan kecantikan.
Tentunya, Anda membuat banyak postingan tentang topik tersebut. Demikian sampai website Anda dipersepsikan sebagai ahli atau pakar di bidang perawatan kecantikan.
Akhirnya, hampir semua postingan Anda selanjutnya mudah mendapat ranking di halaman pencarian Google.
Namun, ketika suatu saat Anda membuat posingan tentang bahan bangunan, maka postingan tersebut, hampir pasti, akan sulit mendapat ranking.
Kok bisa?
Logikanya, orang yang ahli tentang perawatan kulit, tiba-tiba bicara tentang bangunan, tentu orang lain akan sulit percaya.
Demikian juga penilaian Google.
“Setiap orang punya kesempatan untuk menjadi pakar di bidang tertentu, tapi tidak ada yang bisa menjadi pakar di semua bidang.”
Ini menunjukkan bahwa topical authority merupakan salah satu ranking factor yang penting di mesin pencari.
Cara Membangun Topical Authority
Mendapatkan otoritas atas sebuah topik tentu tidak datang dalam semalam. Butuh upaya dan waktu sesuai tingkat kompetisi niche dan otoritas domain website Anda sebelumnya.
Untuk mulai membangun otoritas bagi website Anda, langkah berikut bisa Anda ikuti:
Membuat Konten Pilar dan Supporting Content
Konten pilar adalah pilihan tepat untuk membangun topical authority lewat strategi content marketing. Jenis konten ini sangat efektif untuk menyediakan informasi yang mendalam dan berguna tentang sebuah topik.
Namun, sekadar artikel pilar saja belum cukup. Anda juga perlu membuat supporting content.
Apa yang harus Anda bahas dalam supporting content?
Jawaban dari pertanyaan yang terkait dengan topik tersebut.
Contoh, Anda menulis kontent tentang “skin care pria”. Dari analisis SERP, jenis konten yang tepat untuk kata kunci ini adalah “rekomendasi” atau “review”.
Untuk itu, Anda menulis konten pilar berbentuk listicle yang membahas tentang rekomendasi skin care untuk pria.
Selanjutnya, Anda bisa menggunakan keyword tools Answer the Public atau Alsoasked.com. Masukkan topik skincare pria dan lihat apa saja pertanyaan yang orang cari tentang topik tersebut di Google.
Setelah itu, tinggal membuat artikel untuk subtopik tersebut dan memberikan link ke konten utama.
Menyusun Struktur Internal Link
Relevansi merupakan salah satu pilar penting dalam SEO. Google berkali-kali menegaskan pentingnya konten yang relevan dengan intent pencarian.
Salah satu cara menunjukkan adanya relevansi selain dengan konteks semantik (pilihan kata) adalah lewat link. Artinya, Google akan menganggap bahwa artikel yang saling me-link (bertautan) berarti memiliki relevansi atau hubungan.
Dengan kata lain, Anda perlu membuat link dari supporting content ke konten utama. Ini akan memberikan sinyal bahwa konten tersebut relevan dan menaikkan otoritas konten utama.
Membuat Topik Cluster
Akan tetapi, penerapan internal link yang tidak tepat juga dapat merusak ranking Anda.
Seperti apa internal link yang salah?
Misal, selain menjual skin care wanita dan pria, Anda juga memiliki produk skin care bayi dan penumbuh rambut pria untuk mengatasi kebotakan.
Kemudian, Anda pun membuat artikel dengan topik “skin care bayi” dan “penumbuh rambut pria”, lalu membuat link ke konten “skin care pria”.
Meski memiliki kemiripan, tapi kedua topik terakhir bukanlah supporting content yang pas. Jadi, internal link tersebut tidak tepat dan berpotensi membingungkan Google.
Solusinya, Anda perlu membuat topic cluster baru dengan konten pendukung masing-masing. Struktur kontennya jadi seperti ini.
Selanjutnya, setiap kali Anda memiliki topik yang berbeda, pastikan untuk menyusunnya dalam topic cluster yang baru.
Dengan memahami apa itu topical authority dan bagaimana membangunnya, website Anda berpotensi mendapat persepsi “ahli” atau “pakar” di bidang tersebut. Google pun tak akan segan-segan untuk merekomendasikan website Anda ke para pengguna.