Contoh Artikel Ilmiah Singkat yang Baik dan Benar

Untuk membuat karya ilmiah yang baik, Anda butuh referensi yang baik pula, pada artikel ini kami memberikan contoh serta panduan dasar membuat artikel ilmiah.
contoh artikel ilmiah

Dalam dunia pendidikan, artikel ilmiah sering dijadikan tugas untuk para peserta didik. Tahukah Anda seperti apa contoh artikel ilmiah?

Sejak berada di bangku SMA, Anda mungkin sudah mulai diajari untuk menulis artikel. Dalam hal ini, artikel ilmiah berbeda dengan artikel biasa.

Ilmiah berarti berdasarkan ilmu pengetahuan. Dalam penyusunannya, penulis wajib memperhatikan pedoman penulisan artikel dan menggunakan bahasa yang baku.

Untuk bisa membuat artikel imiah yang bagus, kemampuan menulis Anda harus terus diasah. Berikut ini akan dijelaskan tiga contoh artikel ilmiah populer yang bisa disimak sebelum menulis artikel sendiri.

Selain itu, kami juga akan membahas tentang pengertian, ciri-ciri, syarat, jenis, serta sistematika artikel ilmiah. Untuk Anda yang belum pernah sama sekali membuat artikel ilmiah, ulasan ini diharapkan bisa membantu.

Pengertian Artikel Ilmiah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), artikel dijelaskan sebagai karya tulis lengkap, seperti laporan berita atau esai yang diterbitkan dalam majalah, surat kabar, dan sebagainya.

Kemudian, ilmiah menurut KBBI adalah bersifat ilmu; disusun secara ilmu pengetahuan; memenuhi kaidah ilmu pengetahuan.  

Menurut pengertian yang ada di KBBI, artikel ilmiah bisa diartikan sebagai karya tulis yang disusun berdasarkan ilmu pengetahuan. Penyusunannya pun berdasarkan kaidah ilmu pengetahuan yang sudah ditetapkan.

Artikel ilmiah tidak boleh disusun secara suka-suka. Karya tulis tersebut harus memuat fakta atau berdasarkan penelitian. Dengan begitu, artikel ilmiah bisa memberikan manfaat untuk orang lain.

Ciri-Ciri Artikel Ilmiah

Setelah mengetahui pengertian artikel ilmiah, Anda perlu tahu apa saja yang menjadi ciri khas artikel ilmiah. Setidaknya, ada 5 ciri artikel ilmiah berikut ini.

  1. Menyajikan ide, informasi, atau pendapat yang bisa menjadi pemecahan ataupun solusi atas suatu masalah.
  2. Informasi yang ada di dalam artikel disusun berdasarkan data dan fakta yang akurat dan bisa ditelusuri.
  3. Hasil pemikiran yang empiris dan logis.
  4. Objektif atau tidak memihak.
  5. Disusun menggunakan bahasayang baku dan susunan yang sistematis.

Jenis-Jenis Artikel Ilmiah

Berdasarkan isinya, artikel ilmiah dibedakan menjadi beberapa jenis. Ada artikel penelitian, artikel review, artikel berita, serta artikel abstrak. Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Artikel Penelitian

Artikel penelitian atau research articles merupakan jenis artikel yang berisi informasi yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Artikel ilmiah ini biasanya dimuat di jurnal.

Karena berisi informasi ilmu pengetahuan, artikel penelitian harus disusun berdasarkan riset. Topik yang diambil pun adalah ide-ide baru yang belum pernah dibahas sebelumnya.

2. Artikel Review

Artikel review memuat tentang ringkasan dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan. Data disusun secara mendalam dengan pemahaman yang komprehensif. Dalam artikel review, studi literatur yang diterbitkan dicantumkan batas awal dan akhir.

3. Artikel Berita

Berita juga termasuk artikel ilmiah. Sasaran utama artikel berita adalah orang awam. Oleh karena itu, penjelasan atau informasi yang ada dalam artikel berita dibuat sesederhana mungkin agar mudah dipahami oleh masyarakat awam.

Meskipun begitu, artikel ilmiah jenis ini masih tetap memperhatikan syarat penulisan ilmiah. Artikel berita disusun berdasarkan data dan fakta yang ada di lapangan. Semua informasi dalam berita dilakukan berdasarkan observasi atau survei yang sudah dilakukan sebelumnya.

4. Artikel Abstrak

Abstrak merupakan penjelasan singkat dari suatu hasil penelitian. Abstrak dibuat untuk dipresentasikan pada konferensi ilmiah.

Konferensi ilmiah merupakan sebuah kegiatan yang ditujukan untuk para ilmuan atau peneliti. Dalam kegiatan ini, peneliti mempresentasikan hasil penelitiannya kepada kelompok ilmuwan.

Syarat-Syarat Artikel Ilmiah

Agar tulisan bisa memenuhi standar penulisan artikel ilmiah, Anda perlu mengetahui apa saja yang menjadi syarat artikel ilmiah.

Sebelum melihat contoh artikel ilmiah, informasi ini penting disimak sebagai pemahaman awal tentang artikel imiah. Kira-kira, apa saja yang menjadi syarat artikel ilmiah?

1. Komunikatif

Syarat pertama penulisan artikel ilmiah adalah komunikatif, yaitu mudah dimengerti oleh para pembaca. Dengan kata lain, penulis wajib menggunakan kata atau bahasa yang tepat untuk menghindari pemaknaan yang ambigu.

Bahasa artikel ilmiah umumnya menggunakan bahasa baku. Namun, pemilihan bahasa bisa disesuaikan lagi dengan jenis artikel ilmiah yang ditulis.

Untuk artikel populer, misalnya, Anda bisa menggunakan bahasa-bahasa populer atau bahasa sehari-hari, tetapi harus tetap memperhatikan sisi keilmiahannya.

Pada intinya, artikel ilmiah tidak boleh membingungkan pembaca atau menimbulkan kesalahpahaman. Komunikatif adalah syarat utama yang harus dipenuhi.

2. Logis dan Sistematis

Tulisan ilmiah juga harus bernalar. Bernalar di sini maksudnya masuk akal atau logis. Artikel pun harus disusun secara sistematis.

Syarat yang kedua ini masih berkaitan dengan syarat yang pertama. Isi ide atau pendapat harus disusun berdasarkan kerangka artikel yang sistematis. Dengan begitu, hubungan antarkalimat bisa koheren.

Untuk menyusun artikel yang logis dan sistematis, Anda harus mengikuti sistematika penulisan artikel ilmiah. Kemudian, buat kerangka yang tepat berdasarkan sistematikan tersebut.

Rumuskan masalah dari hal yang paling sederhana, kemudian bertahap ke hal yang lebih besar. Pada akhir pembahasan, hadirkan juga solusi atas masalah yang diangkat.

3. Efektif

Efektif di sini berkaitan dengan pemilihan kata dan kalimat. Agar mudah dipahami, kalimat yang dipakai dalam artikel ilmiah harus padat. Jangan menggunakan kalimat yang boros dan bertele-tele sehingga menyebabkan ambiguitas atau bermakna ganda.

Penyusunan artikel ilmiah wajib menggunakan kalimat efektif. Dengan begitu, pembaca tidak akan kesusahan untuk memahami isi artikel.

4. Menggunakan Landasan Teori

Sesuai dengan jenisnya, artikel ilmiah biasanya disusun berdasarkan suatu landasan teori. Untuk bisa memilih landasan teori, penulis disarankan untuk membaca lebih banyak artikel ilmiah serupa. Anda juga bisa berdiskusi dengan pakar sesuai dengan topik yang diangkat.

Landasan teori ini nantinya menjadi dasar dalam mengembangkan tulisan. Anda bisa mendapatkan landasan teori dari penelitian sebelumnya.

5. Data yang Kuat dan Dapat Dipertanggungjawabkan

Sebelum mulai menulis, kumpulkan dulu bahan-bahan yang sesuai dengan topik yang akan dibahas. Kajian pustaka perlu dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi yang sesuai dengan topik dan dapat dipertanggungjawabkan.

Sistematika Artikel Ilmiah

Artikel ilmiah disusun berdasarkan aturan tertentu. Urutan penyusunan artikel ilmiah disebut juga dengan sistematika artikel ilmiah. Apa saja yang harus ada dalam artikel ilmiah?

  1. Judul Artikel
  2. Nama Penulis
  3. Pendahuluan (Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan)
  4. Isi atau Hasil Penelitian
  5. Penutup (Kesimpulan)

Susunan di atas adalah yang paling sederhana untuk contoh artikel ilmiah singkat. Anda bisa melengkapinya dengan Abtrak sebelum masuk ke pendahuluan. Kemudian, bisa juga ditambah metodologi penelitian sebelum masuk ke isi.

Setelah memahami dasar-dasar penulisan artikel ilmiah, berikutnya mari kita bahas tentang beberapa contoh artikel ilmiah. Dari contoh tersebut, Anda bisa menjadikannya sebagai referensi untuk menyusun sendiri artikel ilmiah Anda.

Contoh Artikel Ilmiah Ekonomi

Masalah ekonomi juga bisa diangkat sebagai artikel ilmiah. Dalam hal ini, Anda bisa mencari permasalahan yang baru dan dekat.

Pada contoh artikel ilmiah ini, kita akan membahas tentang resesi ekonomi. Masalah tersebut sedang menjadi perbincangan hangat masyarakat yang peduli dengan perkembangan ekonomi. Simak artikel singkat berikut.

Resesi Ekonomi Akibat Pandemi, Perlukah Masyarakat Khawatir?

Pandemi corona yang berkepanjangan membuat masyarakat di berbagai dunia semakin resah. Tak hanya berdampak pada dunia kesehatan, virus tersebut juga mempengaruhi sektor ekonomi. Resesi ekonomi menjadi ancaman di tengah pandemi.

Mendekati kuartal terakhir tahun 2020, sejumlah negara mulai melaporkan terjadinya masalah resesi ekonomi. Bahkan, negara maju seperti Jerman, Perancis, Italia, Korea Selatan, Singapura, hingga Amerika Serikat juga mengalami hal tersebut. Mampukah Indonesia bertahan?

Resesi merupakan penurunan aktivitas ekonomi yang sangat signifikan dan berlangsung terus menerus selama beberapa bulan.

Menurut Forbes, resesi ekonomi bisa terjadi saat produk domestik bruto (PDB) menunjukkan angka negatif, peningkatan pengangguran, penurunan penjualan ritel, serta penurunan pendapatan dalam jangka waktu lama.

Sementara itu, ekonomi yang sehat merupakan ekonomi yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Adanya penurunan ekonomi dalam jangka waktu yang lama mengindikasikan kemungkinan terjadinya resesi.

Pada awal tahun 2020, dunia diguncang wabah pandemi corona. Setelah berkutat selama beberapa bulan terakhir untuk memerangi wabah tersebut, perekonomian beberapa negara pun pada akhirnya ikut tumbang.

Terakhir, Australia resmi mengalami resesi ekonomi setelah perekonomian mereka mengalami kontraksi hingga 6.3 persen pada kuarta ke-2 tahun 2020.

Ini menjadi resesi ekonomi yang dialami oleh Australia selama kurun waktu 30 tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi yang berada dalam angka negatif selama dua kuartal berturut-turut menjadi penanda terjadinya resesi.

Negara-negara maju yang dilaporkan mengalami resesi tentu saja membuat masyarakat resah. Akankah Indonesia mengalami hal yang sama? Lalu, apakah dampak jika sebuah negara mengalami resesi?

Penyebab Resesi Ekonomi

Resesi menjadi salah satu risiko yang tak terhindarkan dari sebuah siklus bisnis dalam suatu negara. Dengan kondisi seperti sekarang, Indonesia sangat mungkin mengalami resesi. Berikut adalah beberapa penyebab resesi.

Pertama, adanya guncangan ekonomi. Guncangan ekonomi ini menjadi masalah serius yang apabila tidak segera dicari solusinya akan berdampak buruk bagi perekonomian negara. Dalam hal ini, pandemi corona sudah termasuk guncangan ekonomi yang melanda banyak negara di dunia.

Kedua, beban utang yang berlebihan. Dalam kondisi tertentu, utang bisa dijadikan solusi. Akan tetapi, jika seseorang atau negara memiliki banyak sekali utang, akan ada titik di mana ia tidak bisa membayar utang. Ini juga bisa menyebabkan resesi.

Ketiga, gelembung aset. Investasi yang didorong emosi akan menyebabkan keadaan ekonomi semakin membutuk. Investor terlalu optimis bahwa ekonomi akan menguat. Keadaan ini sering disebut dengan kegembiraan irasional.

Kegembiraan irasional menyebabkan pasar saham atau real estat menggelembung. Nantinya, akan ada titik gelembung tersebut meletus dan mengakibatkan resesi.

Keempat, inflasi yang terlalu tinggi. Inflasi merupakan tren harga yang naik seiring waktu. Dalam perekonomian, inflasi bukanlah hal yang buruk. Akan tetapi, jika inflasi terlalu tinggi, fenomena ini akan menjadi sangat berbahaya bagi perekonomian.

Kelima, adanya deflasi yang tak terkendali. Sama seperti inflasi, deflasi atau penurunan harga yang terjadi terus menerus bisa mengakibatkan penurunan upah yang selanjutnya bisa menekan harga.

Ketika deflasi semakin tak terkendali, orang dan bisnis bisa berhenti. Hal ini mampu merongrong perekonomian dan menyebabkan resesi.

Keenam, adanya perubahan teknologi. Adanya penemuan baru menyebabkan produktivitas meningkat. Meski bisa membantu perekonomian dalam jangka panjang, ada satu periode jangka pendek yang mengalami penyesuaian terhadap teknologi baru tersebut.

Jika kebijakan negara kurang tepat dalam mengatasi masalah perubahan teknologi, bukan tidak mungkin resesi pun akan terjadi.

Apakah Indonesia akan Mengalami Resesi?

Arif Budimanta, Staf Khusus Presiden di Bidang Ekonomi, mengatakan bahwa saat ini Indonesia belum mengalami resesi. Pada kuartal II (April – Juni) 2020, ekonomi Indonesia memang mengalami kontraksi hingga berada di angka -5,37% secara tahunan.

Arif juga mengatakan bahwa negara Indonesia memiliki peluang untuk lolos dari ancaman resesi apabila pada kuartal III nanti PDB bergerak positif seperti pada kuartal pertama.

Dari keterangan Arif, Indonesia berpeluang lolos dari resesi ekonomi. Meski kesempatannya masih kecil mengingat keadaan ekonomi masih belum stabil, masyarakat tidak perlu panik.

Saat ini, pemerintah sedang mengambil langkah untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi. Ada beberapa sektor yang tercatat mengalami pertumbuhan yang positif, yakni pertanian sebesar 2.19 persen, informasi dan komunikasi sebesar 10,88 persen, serta jasa keuangan sebesar 1,03 persen.

Jatuhnya negara-negara maju membuat masyarakat panik. Keadaan ekonomi yang tak kunjung membaik membuat masyarakat khawatir bahwa Indonesia pun akan mengalami resesi.

Meskipun begitu, sejauh ini, Indonesia belum mengalami resesi. Pemerintah sedang mengusahakan segala cara agar Indonesia terbebas dari ancaman resesi ekonomi.

Untuk mendukung usaha pemerintah dalam meningkatkan PDB, kita disarankan tetap melakukan aktivitas perekonomian. Tidak perlu mencairkan uang cash di bank. Aktivitas perekonomian tetap harus dilakukan agar PDB meningkat dan kita terhindar dari resesi ekonomi.

Download Contoh Artikel Ilmiah PDF | Download Doc

Artikel ilmiah berbeda dengan makalah ilmiah. Anda tidak perlu menuliskan bab dan subbab secara tersurat.

Dalam contoh artikel ilmiah di atas, bagian pendahuluan ada di bagian awal. Kemudian, isi ada di dua subjudul dan tiga paragraf terakhir adalah bagian penutup.

Contoh Artikel Ilmiah Kesehatan

Contoh artikel ilmiah selanjutnya akan membahas dunia kesehatan. Masalah kesehatan terbaru yang masih hangat diperbincangkan saat ini adalah tentang pandemi Covid-19.

Kita bisa mengangkat salah satu tema yang berkaitan dengan masalah tersebut. Berikut contoh artikel ilmiah singkat yang membahas masalah kesehatan.

Pentingnya Penggunaan Masker di Masa Pandemi

Setelah pemerintah menerapkan aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), beberapa waktu lalu, pusat perbelanjaan dan tempat umum lainnya sudah mulai dibuka kembali. Namun, wabah pandemi Covid-19 sendiri sebenarnya belum berakhir.

Oleh karena itu, tidak hanya tenaga medis, masyarakat pun diwajibkan menggunakan masker saat keluar rumah. Dokter dan tenaga medis lainnya menggunakan masker medis. Sementara itu, masyarakat bisa menggunakan masker nonmedis yang terbuat dari kain.

World Health Organization (WHO) sudah memberikan panduan untuk menggunakan masker. Di era pandemi seperti ini, masker adalah perlindungan diri utama bagi masyarakat agar tak tertular virus yang cepat sekali menyebar tersebut. Akan tetapi, masih ada saja masyarakat yang enggan menggunakan masker. Lalu, seberapa penting masker di masa pandemi seperti ini?

Imbauan WHO untuk Memakai Masker

Pada 5 April 2020, WHO telah mengeluarkan panduan dan bukti penelitian terkait penggunaan masker. Lalu, pada 5 Juni 2020, WHO kembali menerbitkan pembaruan mengenai anjuran penggunaan masker.

Tujuan utama penggunaan masker tentu saja adalah untuk menghentikan penyebaran virus corona yang bisa menyebabkan penyakit Covid-19. Imbauan ini tentu bukan tanpa alasan. Penelitian telah dilakukan berkali-kali.

Sebuah penelitian yang dipimpin oleh seorang professor dari Universitas A&M, Texas, Amerika Serikat mengungkapkan fakta menarik. Dalam penelitian tersebut, disebutkan bahwa tidak menggunakan masker bisa meningkatkan peluang seseorang terkena Covid-19 secara signifikan.

Manfaat masker wajah di era pandemi sudah jelas, yakni menghentikan penyebaran Covid-19. Pada era new normal, masyarakat wajib menggunakan masker untuk menjaga kesehatan diri sendiri.

Selanjutnya, WHO Indonesia juga memberikan panduan untuk menggunakan masker non-medis yang benar untuk masyarakat. Berikut rinciannya.

  1. Cuci tangan dengan sabun sebelum menyentuh masker.
  2. Periksa bagian permukaan masker, pastikan tidak kotor atau rusak.
  3. Masker harus menutup hidung, mulut, hingga dagu.
  4. Posisi masker harus disesuaikan dengan wajah sehingga tak ada celah pada bagian samping.
  5. Sebisa mungkin jangan menyentuh bagian depan masker ketika dipakai.
  6. Cuci tangan dengan sabun sebelum melepas masker
  7. Lepas masker dengan cara memegang tali yang ada di telinga atau bagian belakang, kemudian jauhkan dari wajah.
  8. Cuci tangan setelah melepas masker
  9. Masker wajah nonmedis harus dicuci menggunakan detergen setelah dipakai.
  10. Simpan masker bersih dalam wadah plastik agar lebih steril.

Meski sudah memasuki era new nermal, penyebaran Covid-19 di Indonesia tak kunjung menurun. Bahkan, pada 14 September 2020 nanti, Jakarta akan kembali menjalankan PSBB ketat. Hal ini disebabkan oleh grafik penyebaran Covid-19 yang terus naik.

Untuk melindungi diri sendiri, kita wajib menggunakan masker. Manfaat masker sudah jelas. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak menggunakan masker saat keluar rumah.

Download PDF | Download Doc

Pada contoh artikel ilmiah di atas, bagian-bagian tulisan sudah jelas, yakni ada pembuka, isi, dan penutup. Masalah yang dibahas pun masalah baru yang relevan dengan kondisi sekarang.

Contoh Artikel Ilmiah Pendidikan

Terakhir, contoh artikel ilmiah pendidikan berikut ini akan membahas tentang masalah pendidikan. Simak artikel berikut.

Dampak Pembelajaran Jarak Jauh Selama Pandemi Covid-19

Beberapa bulan terakhir, hampir seluruh sekolah di Indonesia mengambil kebijakan untuk melakukan pembelajaran via daring atau yang disebut dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Ternyata, pembelajaran jarak jauh tersebut menimbulkan berbagai kendala, entah itu bagi peserta didik, guru, ataupun orang tua. Apa saja dampak positif dan negatif pembelajaran jarak jauh?

Dampak positif adanya pembelajaran secara daring adalah guru dan siswa sama-sama belajar untuk memanfaatkan teknologi untuk media pembelajaran. Tranformasi pendidikan pun bisa berlangsung lebih cepat.

Tak hanya itu, adanya pembelajaran secara daring juga memicu munculnya banyak aplikasi belajar online. Aplikasi tersebut tersedia secara gratis dan berbayar. Kesempatan belajar bagi peserta didik pun semakin besar.

Meskipun begitu, ada juga dampak negatif PJJ yan dirasakan oleh siswa, guru, maupun orang tua. Bagi siswa, PJJ memberikan tekanan tersendiri karena banyaknya tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini bisa membuat siswa merasa stress dan jenuh.

Bagi guru, PJJ pun memiliki kendala tersendiri. Guru-guru, khususnya golongan tua, masih gagap menggunakan teknologi. Hasilnya, pembelajaran via daring tersebut kurang maksimal.

Terakhir, orang tua pun mengaku kesulitan untuk mendampingi anak dalam belajar. Di sisi lain, orang tua masih memiliki pekerjaan lain yang harus dilakukan. Akan tetapi, mereka juga mempunyai tanggung jawab untuk mengawasi dan mendampingi anak mereka untuk belajar di rumah.

Dengan berbagai kendala tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, mengungkapkan bahwa PJJ dikhawatirkan akan menyebabkan learning loss. Hal tersebut terjadi karena adanya penurunan capaian belajar.

Meski PJJ sudah berlangsung selama dua bulan, masih banyak pihak yang kesulitan dengan cara belajar baru tersebut. Belum lagi, kendala lainnya seperti sinyal internet yang buruk, gawai yang tidak mendukung, dan fasilitas belajar online lainnya.

Pemerintah terus berupaya untuk memaksimalkan pembelajaran via daring. Di sisi lain, pemerintah juga mulai memberikan izin pembelajaran tatap muka bagi daerah-daerah dengan zona kuning.

PJJ yang merupakan sistem baru memang masih mengalami kendala bagi banyak pihak. Akan tetapi, kita tidak boleh terus mengeluh.

Dampak positif dan negatif PJJ tidak terhindarkan. Karena keadaan tidak memungkinkan untuk pembelajaran tatap muka, masyarakat harus mulai beradaptasi dengan pembelajaran jarak jauh. Dengan begitu, learning loss tidak akan terjadi.

Download PDF | Download Doc

Di contoh artikel ilmiah terakhir ini, tidak ada subjudul dalam artikel. Akan tetapi, jika Anda mencermati contoh di atas, artikel tersebut sudah lengkap, yakni mencakup pendahuluan, isi, dan penutup.

Pada dasarnya, artikel memang tidak wajib mencantumkan bab dan subbab secara langsung. Pembahasan artikel lebih padat dan langsung mengupas masalah. Jadi, tiga contoh di atas sudah masuk kategori sebagai artikel ilmiah.

Kesimpulan

Artikel ilmiah ditulis dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Anda wajib mengumpulkan data dan informasi yang valid ketika membuat karya ilmiah.

Beberapa karya ilmiah dibuat dengan tujuan untuk diterbitkan di media massa. Karena dibaca oleh khalayak umum, informasi tidak boleh asal atau menyesatkan. Kebenaran informasi harus bisa ditelusuri dan dipertanggungjawabkan.

Baca juga: Contoh Makalah Penelitian yang Baik dan Benar

Saat Anda membuat artikel ilmiah, usai menentukan tema, segera kumpulkan bahan pustaka untuk mengembangkan artikel. Sumber yang valid adalah kunci untuk membuat artikel ilmiah yang baik dan benar.

Demikian adalah beberapa contoh artikel ilmiah yang bisa dijadikan referensi. Semoga bermanfaat!

Contoh Artikel Ilmiah

Terimakasih sudah membaca konten kami

Saungwriter adalah agency jasa penulisan artikel untuk konten website sekaligus menyediakan layanan SEO expert untuk pengembangan bisnis di dunia Digital. Hubungi kami untuk konsultasi layanan di 0813-3283-8649

Artikel Lainnya

Tinggalkan komentar

Isi Konten